Ekstraksi Gigi Bungsu : Rasa Sakit dan Progres Evolusi Manusia

 

Molar teeth on Panoramic rontgen


 

Melihat beberapa teman-teman yang sudah melakukan operasi gigi bungsu, awalnya saya berpikir bahwa operasi gigi ini sama seperti tindakan medis pada gigi lainnya yang disebabkan oleh pola hidup atau kebersihan mulut yang kurang terjaga. Keadaan-keadaan yang sepenuhnya dapat dicegah. Namun ternyata pengangkatan gigi bungsu ini dilakukan sesederhana karena tidak adanya sisa ruang di rahang yang membuat tumbuhnya gigi tersebut seringkali tidak normal. Hal ini mengakibatkan rasa tidak nyaman ataupun rasa sakit yang intens. Pada umumnya jumlah gigi manusia dewasa ada 32, dengan 4 gigi bungsu terakhir yang muncul ketika menginjak usia dewasa. Tidak semua kemunculan gigi bungsu menuai masalah, beberapa tumbuh normal seperti gigi lainnya. Namun belakangan tindakan pencabutan gigi bungsu (odontektomi) menjadi sangat lumrah dilakukan.

Beberapa saintis meyakini bahwa banyak gigi bungsu yang tumbuh secara tidak normal disebabkan oleh progres evolusi manusia. Seiring berjalanannya waktu, otak manusia berevolusi tumbuh semakin besar, yang mengakibatkan mengecilnya rahang sehingga tidak lagi dapat menampung 32 gigi sepenuhnya. Hal ini yang membuat manusia modern memikili rahang yang lebih kecil dibandingkan dengan manusia purba. Namun beberapa juga berpendapat bahwa hal ini terjadi karena perubahan perilaku makan manusia.  Saintis juga memprediksi bahwa kedepannya progres evolusi ini mengakibatkan gigi bungsu akan hilang sama sekali pada manusia. Seperti hilangnya beberapa fitur pada spesies purba. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya manusia modern saat ini yang gigi bungsunya tidak muncul lengkap ataupun sama sekali.

Sebagai orang awam, melakukan tindakan operasi pengangkatan gigi bungsu dan mengetahui hal tersebut rasanya seperti menjadi saksi langsung dari rentang panjang evolusi manusia. Kita pernah belajar mengenai fosil manusia purba dengan rahangnya yang lebar. Tentang kontroversi hipotesa Darwin terkait evolusi kera menjadi manusia. Tentang bagaimana Homo sapiens menjadi spesies homo satu-satunya yang bertahan hingga saat ini dalam buku Harari. Jutaan tahun lalu dan kita saat ini, terasa begitu jauh namun terhubung benang merah yang sama. Apakah perubahan-perubahan ini akan terus terjadi tanpa batas waktu, ataukah pada jutaan tahun kedepan manusia akan mencapai puncak evolusinya. Imajinasi liar saya membayangkan bahwa dengan bertambahnya masa otak, dan mengecilnya rahang maka bentuk manusia akan seperti potret alien-alien yang sering kita temukan pada buku ataupun film 👽. Itupun masih akan terus berkembang dan bertumbuh. Sedangkan kita akan purba, menjadi bagian dari sejarah.


Pengalaman odontektomi

Berawal dari rasa tidak nyaman pada gigi bawah sebelah kiri, saya mendapati bahwa ujung gigi bungsu saya muncul sedikit dalam posisi menyerong. Akhirnya saya memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah mulut di RSU Bunda Margonda. Saya dijawalkan dengan drg. Vera Julia, Sp. BM di minggu berikutnya, karena jadwalnya sudah fullbook untuk waktu dekat. Sayapun datang pada waktu yang ditentukan. Setelah melakukan pendaftaran, saya diarahkan ke poli gigi. Sambil menunggu antrian, saya diarahkan suster ke bagian radiologi untuk rontgen panoramic. Proses rontgen panoramic berjalan sangat cepat, tidak sampai 10 menit saya sudah mendapatkan hasilnya. Dengan membawa hasil rontgen tersebut, saya bertemu dengan drg. Vera. Beliau menjelaskan bahwa selain satu gigi bungsu di sebelah kiri bawah, ada 2 gigi bungsu bagian atas yang juga berpotensi sakit di kemudian hari. Sedangkan gigi bungsu bagian kanan bawah saya tidak ada sama sekali (evolution, baby). Total keseluruhan gigi saya ada 31. 28 muncul penuh, 1 gigi mucul separuh, dan 2 gigi di dalam gusi. Drg. Vera menyarankan saya untuk sekaligus mencabut 3 gigi bungsu tersebut dengan metode bius total. Untuk bius total sendiri diharuskan rawat inap di RS selama 1-3 hari dengan estimasi biaya sebesar 50-60 juta. Karena pertimbangan anak yang masih menyusui, akhirnya saya memutuskan untuk mencabut 1 gigi bagian kiri bawah dengan bius lokal yang bisa langsung pulang hari itu juga.

Kebetulan beberapa hari kemudian suami pulang cuti dan mengeluhkan sakit yang sama. Karena sakit yang intens akhirnya diputuskan untuk periksa ke drg yang available dalam waktu dekat. Akhirnya diperiksa di drg. umum RS Permata Cibubur sekaligus rontgen panoramic. Di drg. umum tersebut  diberikan obat pereda nyeri dan tindakan scalling gigi. Kemudian sorenya suami konsultasi ke drg. Vera. Dari hasil rontgen suami terlihat bahwa terdapat gigi bungsu kanan bawah yang posisinya mendorong gigi sebelahnya, sedangkan gigi yang sakit adalah gigi bungsu bagian kiri bawah. Meskipun posisinya sekilas terlihat relatif normal, namun terdapat impaksi gusi sehingga sulit dibersihkan dan rawan terinfeksi bakteri. Drg. Vera pun menjadwalkan operasi odontektomi bersama pada 25 Juli 2022.

Panoramic rontgen suami

Akhirnya kami melakukan operasi odontektomi pada jadwal tersebut. Sebelum operasi, pasien diberi  beberapa obat yang diminum. Obat pereda nyeri, anti inflamasi, dan antibiotik. Kemudian pasien dibaringkan di kursi operasi. Dokter menyuntikkan obat bius, kemudian dilakukan ekstraksi. Jika diperlukan, dokter akan memotong gigi beberapa bagian agar mudah diangkat. Setelah gigi sepenuhnya dicabut, kemudian gusi dijahit untuk menutup luka. Bagian yang paling tidak nyaman menurut saya adalah ketika gigi dipotong. Meskipun tidak terasa sakit, namun suara mesin tersebut membuat saya ngilu. Keseluruhan proses operasi berjalan cepat, hanya sekitar 30 menit saja. Setelah tindakan selesai, pasien diberikan kasa seperti tampon yang harus digigit selama 1-2 jam dan diberikan edukasi pasca operasi. Kami dijadwalkan buka benang jahitan pada minggu berikutnya. Efek pasca operasi berbeda antara saya dan suami ya. Suami mengeluhkan rasa sakit pada bagian operasi, sedangkan saya merasa pusing keleyengan. Setelah tindakan selesai, kami langsung ke kasir dan bagian farmasi untuk mengambali obat. Biaya operasi odontektomi tersebut sebesar 6.4 jutaan per orang yang tercover sepenuhnya oleh asuransi kami. Setelah efek obat bius hilang, muncul rasa sakit di area operasi, namun masih dalam batas wajar. Keluhan yang dirasa hingga saat ini adalah, rasa cenut-cenut di area jahitan, belum bisa membuka mulut secara normal, belum bisa makan secara normal, dan gusi yang sedikit bengkak.

Instruksi pasca operasi


Reference:

Carter, Katherine. 2016. The Evolution of Third Molar Agenesis and Impaction

Dr. Jerry Bergman. 1998. Are Wisdom Teeth (Third Molars) Vestiges of Human Evolution?







Leave a Reply

mentarinadya. Powered by Blogger.