A tale of Hidden Valley

 


Pemandangan dari jendela rumah


Perjalanan dimulai pada 30 April 2022 dini hari.

Ditempuh dengan taxi Depok-Soetta ± 60 menit, Soetta - Surabaya ± 60 menit, Surabaya-Makassar ± 90 menit, Makassar-Timika ± 180 menit. Dengan waktu transit ±30 menit di Surabaya dan Makassar untuk pengisian bahan bakar.

Setelah tiba di bandara Mozes Kilangin Timika, kami kemudian diarahkan untuk check in bus menuju Highland. Bus yang digunakan adalah bus modifikasi, sejenis truk yang interiornya diberikan kursi-kursi penumpang lengkap dengan seatbelt. Hampir seluruh bagiannya dilapisi anti peluru, sehingga jendelanya tertutup. Iring-iringan bus dikawal oleh angkatan bersenjata. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam dengan medan yang terjal dan berkelok menyusuri hutan. 

Bus Timika-Tembagapura

Bus tersebut berhenti di area Shopping Family, Tembagapura. Orang-orang dan kendaraan hilir mudik, bangunan-bangunan berdiri kokoh di antara kabut dan suhu dingin, seakan-akan kami tidak sedang berada di tengah-tengah hutan dengan ketinggian ± 2000 Mdpl. Kemudian dengan menggunakan mobil operasional Toyota Land Cruiser 70-Series, kami bergegas menuju tempat yang akan kami tinggali selama disana, yaitu Hidden Valley. Hidden valley merupakan komplek tempat tinggal di ketinggian ± 2600 Mdpl dengan bangunan-bangunan tua yang cantik bergaya Amerika. 

 

Hidden valley dari sebuah sudut

 

Tempat tinggal kami ada di lantai 2 sebuah bangunan. Interiornya mirip dengan apartemen-apartemen di series barat seperti Friends dan The Big Bang Theory. Dapur terbuka dengan area makan dan ruang tamu, 1 kamar utama dengan kamar mandi, 2 kamar dengan kamar mandi sharing, 1 kamar maid dengan kamar mandi, area laundry, dan balkon belakang. Rumah tersebut memiliki fasilitas yang lengkap mulai dari air, listrik, furnitur, dan elektronik seperti pemanas ruangan, pemanas air, mesin laundry, dish washer, dan lainnya. 

Suasana tempat tinggal tersebut sangat nyaman. Dari jendela terlihat jelas langit yang cerah, bayangan-bayangan gunung di kejauhan, air terjun, vegetasi hutan, hilir mudik kendaraan, dan sesekali orang yang jogging. Dinamakan hidden valley karena posisi lembahnya yang landai dan tersebunyi. Jika langit cerah, kita akan disuguhkan warna-warna vibrant dari hijaunya hutan dan biru langit yang mencolok. Namun ketika cuaca berkabut, warna-warna tersebut seperti samar tertutupi lapisan putih yang transparan mengingatkan kita pada lukisan-lukisan Monet yang misty. Dingin namun menghangatkan. Alam di gunung memang selalu luar biasa. Pemandangan yang tidak hanya indah sebatas penglihatan, namun juga entah kenapa terasa perlahan masuk ke dalam jiwa. Keindahan yang bisa membuat orang tanpa sadar meneteskan air mata. Sejauh ini kita berkelana. Di atas gunung, di tengah rimba Papua. Waktu terasa berjalan begitu lambat, meskipun secara literal waktu disana 2 jam lebih cepat dari waktu di pulau Jawa.


Leave a Reply

mentarinadya. Powered by Blogger.