UNrecommended Place #1: Kota Wisata Cibubur

Pemandangan di pintu masuk kota wiisata

Entah kenapa jalan-jalan ini menjadi semacam candu bagi saya dan mungkin juga bagi kebanyakan orang lainnya. Entah untuk refreshing, petualangan, ataupun ya hanya sekedar jalan-jalan. Hari selasa kemarin, seorang teman mengajak jalan-jalan dan setelah berbagai macam pertimbangan maka kami memutus untuk menjadikan kampung wisata sebagai tujuan wisata kami. Sebelumnya saya tidak tahu sama sekali tentang kampung wisata ini, namun karena penasaran dan kata teman lokasinya bagus maka saya pun setuju saja. Dan akhirnya perjalanan pun dimulai.

Karena lokasi kami di Depok, maka untuk menuju kampung wisata ini kami menggunakan angkot ke arah kampung rambutan dengan tarif 5000 rupiah, setelah itu dilanjutkan dengan angkot 121 jurusan rambutan - Cilengsi kemudian turun di kota wisata (tarif: 5000). Kota wisata ini terletak di tengah-tengah komplek perumahan sehingga jarang kendaraan umum yang memasuki kawasan tersebut. Untuk menuju kota wisata ada 3 alternatif pilihan kendaraan yang bisa kita gunakan,yaitu: Ojek,taksi,dan intrans khusus kota wisata. Untuk intrans ini hanya disediakan dua sehingga agak lama menunggunya,akan lebih mudah jika kita mengetahui kontak bapaknya dan menghubunginya jika diperlukan. Untuk intrans ini tarifnya 5000 rupiah. Karena pada awalnya kami berpikir letak kota wisata itu dekat dan ada angkot,maka kami pun memutuskan jalan kaki sembari menunggu angkot yang lewat. Pemandangan selama perjalanan sangat asri, kiri-kanan pepohonan rindang dan rumput yang terawat. Kita juga akan menjumpai arsitektur perumahan bergaya eropa dan beberapaminiatur negara seperti Australia dan Amerika lengkap dengan patung Liberty dan George washingtonnya. Lumayan menarik untuk berfoto-foto. Setelah lama berjalan akhirnya kami sadar bahwa tidak ada kendaraan umum yang melewat, khawatir lokasi tujuan masih jauh akhirnya kami bertanya kepada beberapa pekerja disana. Dan memang ternyata lokasi tujuan kita masih jauh dan kendaraan uumum yang diimaksudkan tidak seperti kendaraan umum biasanya melainkan sejenis mobil pribadi yang dilabeli stiker. Kami pun menyerah melanjutkan berjalan dan dengan pasrah menunggu intrans tersebut di pinggir jalan. Dan tak berapa lama kemudian muncullah yang kami tunggu-tunggu. Kami pun naik intrans dengan gegap gempita, ingin rasanya berteriak dan menyalakan kembang api sebagai tanda bersuka cita (ngaco). Di dalam intrans ada beberapa penumpang lainnya yang diduga warga asli perumahan sana, untungnya supir dan para penumpangnya sangat ramah sehingga perjalanan dihabiskan dengan ngobrol ngalor ngidul dan curco sana-sini. Akhirnya kami tiba di kampung Cina dengan dibekali no HP bapak intrans tadi apabila pulangnya butuh jemputan.

Tiba di kampung Cina kami disuguhi pasar tradisional dengan dominasi warna merah yang identik dengan kebudayaan Cina, banyak pedagang menjajakan dagangan mereka mulai dari baju-baju tradisional Cina, kerajinan tangan, maupun barang-barang umum lainnya yang tidak ada hubungannya dengan Cina. Namun yang ganjil adalah pasar tersebut sepi pengunjung. Setelah kami masuk lebih dalam banyak ditemukan toko-toko terbengkalai dan tidak beroperasi lagi. Bangunan-bangunan tersebut tidak terawat dan penuh dengan coret-coretan bertuliskan nama-nama mungkin pengunjung yang ingin sekali namanya dikenang. Merasa kecewa akhirnya kami meneruskan perjalanan mengikuti papan arah ke kampung wisata.Tiba disana ternyata keadaannya tidak jauh beda dengan kampung Cina tadi. Di kampung wisata ini pengunjungnya lumayan lebih banyak daripada di kampung Cina tadi. Disana terdapat danau buatan serta beberapa wahana yang sebagian besar diperuntukan untuk anak-anak. Beberapa wahana terlihat tidak beroperasi lagi. Sebagian besar pengunjung hanya duduk-duduk santai bersama sanak familinya di tepi danau. Karena panas terik kami tidak tertarik mencoba wahana disana dan berniat melanjutkan perjalanan ke kampung-kampung lainnya.

Dari kampung wisata kami pun ke kawasan kampung Indonesia yang berisi kampung Bali, Jawa, Makassar, dan kampung lainnya. Konsepnya sama seperti kampung Cina tadi yaitu semacam pasar tradisional, namun sayangnya pedagang-pedang tersebut tidak lagi mengindahkan klasifikasi daerah tadi. Jadi masing-masing kampung tidak memiliki ciri khas sama saja seperti halnya pasar tradisional biasa. Kami pun kembali mengkuti papan arah menuju kampung Jepang yang letaknya di belakang bersampingan dengan taman bermain. Namun kami sangat kecewa ternyata kampung Jepang tersebut sama sekali kosong, hanya lokasi berisi gedung-gedung bergaya Jepang yang terbengkalai tidak beroperasi lagi. Kami pun lanjut ke  taman bermain, kami pikir mungkin taman bermain ini adalah pusat dari kota wisata ini dan berharap menemukan banyak hal menarik disana. Namun ternyata disana hanya lokasi parkir dan arena berkuda. Akhirnya kami memutuskan untuk berkuda, karena tidak ada hal lainnya yang menarik. Selesai berkuda kami kembali ke kawasan kampung Indonesia untuk berbelanja. Puas berbelanja, kami minum es campur di lokasi tersebut yang ternyata lumayan enak (gak penting). Karena takut terlalu sore akhirnya kami memutuskan untuk pulang dengan menghubungi bapak intrans tadi agar dijemput.

Dalam perjalanan kami mengobrol banyak dengan bapak intrans tersebut, beliau bercerita bahwa dulu kota wisata tersebut merupakan destinasi wisata yang cukup digemari. Banyak pengunjung dari luar daerah hingga luar negeri kesana. Dulu kawasan tersebut masih sangat terawat,dan masing-masing kampung tersebut hanya menjual barang khas wilayahnya. Namun karena kurangnya perawatan dari pihak manajemen maka jadilah kawasan tersebut seperti sekarang. Lama mengobrol akhirnya bapak tersebut mengajak kami makan siang di salah satu rumah makan sunda favoritnya. Rumah makan tersebut bentuknya memanjang dan bangunannya terbuat dari bambu, menu makanan khas sunda bejejer di meja panjang berbentuk perasmanan. Kamipun makan siang bersama setelah lelah seharian jalan-jalan. Dan ternyata bapak tersebut mentraktir kami bertiga :D (momen terbaik dalam sebuah perjalanan).

Akhirnya kami pun pulang sesuai dengan rute awal.
Nah kenapa pada akhirnya saya secara subjektif menempatkan lokasi tersebut sebagai lokasi wisata yang unrecommended?
  1. Saya merasa jarak yang saya tempuh tidak berbanding lurus dengan apa yang saya dapatkan di kota wisata tersebut (gak worth it)
  2. Sulitnya transportasi ke dalam kota wisata tersebut
  3. Dua alasan diatas hanya tambahan saja, alasan utamanya adalah lokasi tersebut tidak menarik. Saya merasa sebenarnya konsep awal dari  kota wisata tersebut sangat amat menarik, Penggabungan konsep rekreasi dengan budaya.Namun sayangnya pengelolaannya yang kurang baik sehingga hampir sebagian dari kota wisata tersebut pada akhirnya lumpuh.
Namun jika sekedar ingin jalan-jalan bersama keluarga, kota wisata sangat bisa dijadikan alternatif :)




Jalan untuk pedestrian

Miniatur Liberti di kawasan Amerika

View sepanjang jalan diapit pohon rindang dan rumput hijau

pasar yang menjual berbagai handy craft di kawasan Kampung Cina

Mercusuar di kampung wisata

Gerbang kampung Indonesia

Arena berkuda

Kampung Jepang yang terbengkalai


Jalan-jalan kali ini didukung oleh:

Neng Tya

Neng Leli

Dan tentu saja saya!

15 Comments

  1. abdul fattah says:

    Tenks infonya.. stelah di baca jadi malas yg mau ke sana. :( tadinya penasaran. Sekarang udah engga. Tenks sma foto"nya :)

  2. mentarinadya says:

    sama-sama. Doakan saja semoga nantinya ada perbaikan-perbaikan, sayang kalo terus-terusan terbengkalai :(

  3. Azhar says:

    Yahhh baru penasaran sm kampung jepang...
    langsung melempem

  4. mentarinadya says:

    hahaha payah emang tu kota wisata. harus diperbaiki semuanya biar hidup lagi

  5. Berita Forex says:

    mampir aja mbak ke perumahan Horizon East Depok disana ada Art gallery sama kesenian gamelan khas Indonesia

  6. Unknown says:

    nice info mba, keren ulasan jalan jalannya www.facebook.com/fiestaindonesia/

  7. Unknown says:

    nice infonya jalan jalan ke kota wisata..cari salon deket kota wisata klik aja blog ini

    Jual Cream Jerawat Herbal
    SALON KECANTIKAN MAMA DANIK
    Foto foto gens salon

  8. Unknown says:

    kota wisata, kota legenda ciangsana emang enak suasana udara alamnya aku juga sering mampir kesitu

  9. Unknown says:

    Saya baru dtng lagi kemarin tgl 2 jan 2016,sangat menyedihkan semakin banyak yg terbengkalai bahkan mercusuar dan danau sudah sangat buruk,kami berharap pihak management dapat memperbaiki seperti waktu 8thnan yg lalu.. krn sebenarnya ini adl tempat wisata yg sangat diminati.. terimakasih

  10. Unknown says:

    Saya baru dtng lagi kemarin tgl 2 jan 2016,sangat menyedihkan semakin banyak yg terbengkalai bahkan mercusuar dan danau sudah sangat buruk,kami berharap pihak management dapat memperbaiki seperti waktu 8thnan yg lalu.. krn sebenarnya ini adl tempat wisata yg sangat diminati.. terimakasih

  11. Unknown says:

    Tapi legenda wisata itu bagus buat selfie doang wakwakwak bagi yg seneng berfoto.

  12. Anonymous says:

    Tetep penasaran sama sebuah tempat, klw tdk dikunjungi kita tdk akan tau ,,ahh cobain dulu, klw bagus saya kasih bintang.

  13. Unknown says:

    Stelah di baca jadi malas yg mau ke sana
    viagra jakarta

    viagra asli

  14. Unknown says:

    kampung cina ini dikelola pihak swasta apa pemerintah ya?

  15. Anonymous says:

    Udh ngk ada semua mbak.. .yg tinggal cuma gerbang kemakmuran kampung cina . .denger2 sih mu jadi mall . heheheh

Leave a Reply

mentarinadya. Powered by Blogger.