Tales of Sorrow #1


The Lunatic Luna

Diluvio de Lagrimas Anhelo by Ryan Swallow

If you wish you could have been normal, i can promise you i do not. The world is an infinitely better place precisely because you weren't. - Imitation Game

Vincent,
Jika menjadi gila adalah tentang berbicara, menangis, serta terbahak-bahak sendiri, bukankah semua dari kita adalah seperti itu dalam benak kita sendiri? Jika menjadi gila adalah tentang telanjang tanpa peduli norma dan etika, bukankah semua dari kita memang terlahir seperti itu, meskipun kemudian tumbuh berkembang membiasakan diri untuk berbusana? Jika menjadi gila adalah tentang berpikir tanpa logika, bukankah sebagian besar dari kita sepakat bahwa logika itu sangat terbatas dan bukanlah alat ukur tertinggi dari pemikiran. Seperti halnya orang-orang beragama yakin bahwa ada hal yang lebih tinggi dan tidak bisa dijelaskan dengan batas tersebut? Jika menjadi gila adalah tentang tidak normal, bukankah normal hanyalah standar tanpa dasar yang jelas? Pada akhirnya, kita semua ini gila dalam definisi yang kita buat sendiri.

Vincent,
Pernahkah kamu percaya pada sesuatu yang absolut? mengapa banyak orang mati-matian mencari cara agar orang lain juga meyakini hal yang sama dengan dirinya? Apakah sebenarnya diam-diam mereka tidak terlalu yakin terhadap apa yang mereka yakini sehingga membutuhkan banyak orang agar membuatnya merasa baik-baik saja? Mengapa banyak orang berdebat dan berusaha menjawab pertanyaan untuk mempertahankan pendapat namun mengabaikan pertanyaan dari diri mereka sendiri? Pada akhirnya, kita semua ini merasa ragu dalam kadar tertentu.

Vincent,
Sejauh mana manusia mampu berdamai dengan luka? ada yang tersakiti, menderita, terluka, dan kemudian memilih meninggalkan semuanya. Bukankah hidup semata-mata pertaruhan tanpa akhir antara logika dan perasaan? Pada kesadaran tertentu kita tahu bahwa hidup kurang lebih adalah berjudi. Memilih salah satu, dan mengorbakan yang lainnya. Kita dihadapkan kepada lebih dari enam mata dadu, kemungkinan terburuknya bukan kalah, tapi terlalu lelah melanjutkan ketika sadar bahwa hidup bukanlah permainan melainkan kita lah yang dipermainkan.

Vincent,
Seberapa banyak yang manusia ketahui tentang semesta? bukankah akan lebih mudah jika semua hal memiliki batas daripada tak terhingga? apakah selama ini kita benar-benar memahami atau hanya berlari-lari melingkar di dalam pikiran kita sendiri? Apakah salah jika kita menerima semuanya begitu saja tanpa mau tahu asal mula? pada akhirnya kita akan berada di satu keadaan dimana semua hal terasa mengerikan, kemudian satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah melanjutkan hidup dengan melupakan kesadaran.

..............................

Luna membaca ulang kertas yang ditulisnya sesorean, kemudian disobek-sobeknya menjadi serpihan kecil. Perlahan dibukanya jendela kamar, diterbangkannya serpihan-serpihan kertas tadi seperti halnya menabur bunga. Belasungkawa atas pemikiran-pemikiran yang telah ia bunuh.

4 Comments

  1. Anonymous says:

    one hell of superb thought, hats off!

  2. mentarinadya says:

    thank you, stranger :)

  3. Dyah says:

    menjelajahi google, lalu bertemu luna di blog ini. luna, i feel you.

    anw, salam kenal :)

  4. mentarinadya says:

    salam kenal mba Dyah :)

Leave a Reply

mentarinadya. Powered by Blogger.