Seniman Kontemporer Vs. Arsitektur


Huhuuhu udah lamaaaa banget rasanya gak posting di blog tercintah ini. Semua karena tugas kuliah yang menggila dan emang mood buat nulis agak-agak melempem. Akhir-akhir ini aktifitasnya kebanyakan mempertanyakan tentang kehidupan (cailah). Tapi beneran lho, sebagai bentuk implementasi dari kata-katanya Socrates "Hidup yang tidak dipertanyakan adalah hidup yang tidak layak dilanjutkan", dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hidup saya adalah hidup yang amat sangat layak dilanjutkan. hahahha 

Beralih ke apa aja yang terjadi selama saya gak posting di blog ini. Well, semuanya gak ada yang terlalu berubah signifikan. Tapi yang jelas akhir tahun ini bener-bener titik klimaks dari perkuliahan semester ini. Kata "liburan" seakan hanya angan belaka. Beginilah jika semua tugas ditumpuk diakhir, dan hal ini gak cuma masalah mahasiswanya tapi juga dosennya. Ngomongin masalah kuliah rasanya gak akan ada ujungnya, gak jauh-jauh dari tugas dan rasa jenuh yang luar biasa. Tapi bagaimanapun juga harus disyukuri, many people out there wanna stand in my place and have the same chance to study as mine. Alhamdulillah ya Allah.

Okeh lanjut ke masalah kuliah tadi, sebagai informasi aja semester ini saya mengambil mata kuliah eksternal "Sejarah Kesenian" yang ternyata gak seperti bayangan di awal, tugasnya hell yeah bejibun. Semalem saya lembur seperti Bandung Bondowoso, bedanya Bandung bondowoso lembur buat bikin candi kalo saya ngerjain tugas sejarah kesenian. Persamaannya adalah tugas yang kita kerjakan hampir mustahil dikerjakan dalam waktu semalaman.
Salah satu tugas dari mata kuliah tersebut adalah membuat humor mengenai seni rupa kontemporer. Seumur-umur saya belajar baru kali ini ada tugas yang disuruh ngelawak. Tapi apa daya itu dosen yang minta, suka tidak suka mahasiswa tidak berdaya apa-apa. singkat cerita inilah humor buatan saya. eng ing eeeeng:



Humor Sejarah Kesenian:
Seniman Kontemporer Vs. Arsitek
Oleh: Nadya Mentari (0906639051)

Pada suatu ketika ada sepasang kekasih (Arsitek dan seniman kontemporer) yang sedang ngobrol.
Cewe: Kamu kenapa si ngambil bidang seni? Kan prospeknya gak jelas.
Cowo: Kamu tau gak seni itu sangat penting keberadaannya di bumi.
Cewe: Kok bisa?
Cowo: Because the “earth” without “art” is just “eh”
Cewe: Plis deh -_- terus kenapa milih seni rupa?
Cowo: Karena rupa juga penting keberadaannya bagi manusia,
Cewe: Kok bisa
Cowo: Coba kamu sebutin  rupa berulang-ulang
Cewe: Ruparuparuparuparuparuparuparuparuparuparuparuparuparuparuparuparuparuparupa
cowo: Gak sebanyak itu juga kali. Jadinya apa coba?
Cewe: Paru-paru
Cowo: Nah itu dia . Mana ada manusia yang bisa hidup tanpa paru-paru.
Cewe: yeeee itu mah ngeles aja.
Cowo: hhehhhe Tanya lagi donk.
Cewe: Tanya apa?
Cowo: kenapa aku milih seni rupa kontemporer.
Cewe: Yaudah kenapa kamu milih seni rupa kontemporer?
Cowo: Nah itu dia yang paling penting. Kita cocok banget. Kamu arsitek, aku seniman kontemporer. Jadi kalau kamu gambar desain dan gagal, biar aku jadiin lukisan kontemporer. Terus kalau kamu  bikin maket terus gagal, nanti aku jadiin seni instalasi.
Cewe: -_______________-



Lucu gak?
gak lucu ya??
Terserah!
yang jelas tugasnya udah kelar :P
tralalaalla lalala.... lalalalla


*Masih stress tugas miniskrip BIA, laporan Literasi Informasi, dan hasil produk dari Komunikasi profesional dan Kemas Ulang Informasi.
Next to do: Baca Novel! hahahha

2 Comments

  1. Anonymous says:

    hehehee lucu2. saya jg gitu, saya desainnya pacar saya anak komunikasi sbg kuratornya.. hehehee tp tetap konsep diarahkan bersama.. #yudi

  2. mentarinadya says:

    eaaaaa kok malah curcol deh -_-

Leave a Reply

mentarinadya. Powered by Blogger.