ada yang bercerita tentang laki-laki penari hujan.
ceritanya begini:
aku laki-laki.
tapi aku seorang penari.
mereka memanggilku: laki-laki penari hujan
di gubuk pinggir laut aku berdiam.
menghabiskan waktu untuk menari.
menari, menari, dan menari.
aku menari sepanjang hari.
di kala badai dan sepi.
ya. aku menari untuk memanggil hujan.
untuk aku ajak berdansa, berciuman, atau apapun yang bisa kita lakukan bersama.
disini aku hanya sendiri.
orang-orang yang membawaku ke tempat ini.
di tepi pantai, tanpa ombak.
orang-orang mengira aku gila. hanya karena aku suka menari.
aku memang suka menari dimana saja.
di trotoar, di dalam bis, di atas menara-menara tinggi..
bukan hanya itu, orang-orang membenciku karena tarianku dapat memanggil hujan.
mereka benci hujan (sebenarnya merekalah yang gila)
kemudian mereka sepakat untuk mengasingkanku.
dan menjulukiku sebagai: laki-laki penari hujan.
(dulunya ia adalah seorang anak laki-laki biasa.
namun matanya selalu berair bahkan bukan dalam saat menangis sekalipun.
teman-temannya selalu mengolok-oloknya sebagai anak laki-laki yang cengeng.
dia akhirnya terasing dan lambat laun dia mulai menyukai hujan.
karena hujan mampu menyamarkan air matanya. dia sangat menyukai hujan.
teramat sangat. dan dia selalu menari berharap hujan datang. menari. dan terus menari hingga hujan datang)
ceritanya begini:
aku laki-laki.
tapi aku seorang penari.
mereka memanggilku: laki-laki penari hujan
di gubuk pinggir laut aku berdiam.
menghabiskan waktu untuk menari.
menari, menari, dan menari.
aku menari sepanjang hari.
di kala badai dan sepi.
ya. aku menari untuk memanggil hujan.
untuk aku ajak berdansa, berciuman, atau apapun yang bisa kita lakukan bersama.
disini aku hanya sendiri.
orang-orang yang membawaku ke tempat ini.
di tepi pantai, tanpa ombak.
orang-orang mengira aku gila. hanya karena aku suka menari.
aku memang suka menari dimana saja.
di trotoar, di dalam bis, di atas menara-menara tinggi..
bukan hanya itu, orang-orang membenciku karena tarianku dapat memanggil hujan.
mereka benci hujan (sebenarnya merekalah yang gila)
kemudian mereka sepakat untuk mengasingkanku.
dan menjulukiku sebagai: laki-laki penari hujan.
(dulunya ia adalah seorang anak laki-laki biasa.
namun matanya selalu berair bahkan bukan dalam saat menangis sekalipun.
teman-temannya selalu mengolok-oloknya sebagai anak laki-laki yang cengeng.
dia akhirnya terasing dan lambat laun dia mulai menyukai hujan.
karena hujan mampu menyamarkan air matanya. dia sangat menyukai hujan.
teramat sangat. dan dia selalu menari berharap hujan datang. menari. dan terus menari hingga hujan datang)
Waaah ... i-ini ... unik banget >.<.
Saya suka! Gambarnya dapet darimana, dek? Baguus!
Ini jenisnya apa ya? Puisi? Prosa?
Dek, coba dikembangin jadi cerpen atau semacamnya. :)
@ka devi: hehehe makasih kak itu sketsa saya sendiri. hehehe ntah apa deh jenisnya. doain aj :)
Temukan cerita lain di ruangsemadi.co.cc Trims...
hehehhe iya www.ruangsemadi.co.cc keren :)