Ini adalah kali ke-2 saya jalan-jalan ke kepulauan Seribu, dan rasanya nagih banget pengen ngerasain jalan-jalan ke semua pulau yang ada di sana. Hal pertama yang jadi daya tarik dari kepulauaan Seribu adalah jaraknya dekat dengan ibu kota. Cukup dengan meluangkan weekend, kita bisa ngerasain suasana kepulauan yang menawan, amboi, dan aduhai (apa banget). Selain dekat, kepulauan Seribu juga memiliki varian pulau yang beragam dan memiliki daya tarik masing-masing. Alasan lainnya yang lumayan signifikan adalah, harganya yang relatif terjangkau dan kemudahan akses. Jadi ga salah kalo mengisi weekend kita dengan menyesatkan diri sejenak di salah satu pulau di kepulauan seribu :)
Tanggal 19-20 oktober kemarin saya bersama rombongan jalan-jalan ke Pulau Pari menggunakan travel agent. Pulau Pari merupakan salah satu pulau di kepulauan seribu. Konon katanya dinamai Pari karena bentuk pulau tersebut menyerupai ikan pari. Pulau Pari dikelilingi lima pulau kecil lainnya, salah satunya pulau Tikus. Pulau Pari memang tidak sepopuler pulau pramuka, Tidung, Harapan, ataupun Semak daun, namun itu justru kelebihannya karena pulau Pari relatif lebih sepi dan bersih dibandingkan pulau-pulau tersebut. Perjalanan dimulai dari Muara angke yang seperti biasa becek dan bau. Meeting point kami adalah pom bensin. Bagi yang membawa kendaraan pribadi di sekitar area ini juga terdapat lokasi khusus parkir bagi wisatawan. Setelah berkumpul di pom bensin, kamil langsung menuju kapal yang akan mengantarkan kami ke pulau Pari. Jam 7 lewat kapal berangkat, jarak yang ditempuh lumayan jauh sekitar kurang lebih 2 jam, dan alhamdulillah saat itu gelombang air lautnya normal sehingga perjalanan lancar jaya.
Sesampainya di pulau pari, kami bergegas menuju homestay. Setelah pembagian kamar, dan beres-beres sejenak, kami bersepeda menuju pantai Perawan, Pantai favorit di Pulau Pari. Pantainya sangat indah dan relatif masih bersih. Airnya biru bening dengan hamparan pasir putih dan jejeran pohon bakau. Sepanjang pantai terdapat gazebo-gazebo dan ayunan yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk sejenak beristirahat sembari disuguhi pemandangan cantik khas pantai ini. Di pantai ini juga kita dapat mencoba berbagai macam wahana permainan air. Tarif masuk pantai ini 3000/orang dan 10.000/orang jika mendirikan tenda. Pantai ini menjadi lokasi kemah yang sangat strategis.
|
Gerbang pantai Perawan, bukan rumah makan Padang |
|
Boyband gagal audisi |
Setelah puas berbasah-basahan ria di pantai Perawan, kami kembali mengayuh sepeda kami menuju homestay untuk makan siang dan shalat. Menu makan siang yang disuguhkan adalah nasi, ikan, pepes tahu, sayur, dan buah semangka. Sekitar pukul 2, kami kembali bersiap-siap untuk snorkeling. Untuk menuju lokasi snorkeling kami menggunkan perahu yang dipandu oleh tour guide. Setelah kurang setengah jam perjalanan, tibalah kami dilokasi snorkeling. Snorkeling rasanya nggak terlalu sesuai menggambarkan kegiatan kami, lebih tepatnya berkecipak-kecipak di permukaan air karena sebagian besar dari kami tidak bisa berenang. Ini adalah kedua kalinya saya snorkeling, tapi dari segi kemampuan sama seperti orang yang sama sekali belum pernah snorkeling. Dan renang adalah salah satu kemampuan yang akan saya coba untuk kuasai. Karena kondisi kita yang sebagian besar amatir, maka tentu saja itu menyulitkan abang-abangnya terutama dalam mengambil foto underwater. Dan alhamdulillah wa syukurillah saya adalah satu dari sedikit orang yang berhasil mengabadikan momen di dalam air tersebut *sujud syukur*
|
Muka-muka sumringah sebelum snorkeling |
|
Segelintir orang yang terberkati |
|
a beautiful mermaid |
Setelah lelah, letih lemah dan lesu, kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan menuju pulau Tikus. Entah mengapa pulau ini dinamakan pulau Tikus, mungkin dimiliki oleh seorang koruptor atau lainnya, yang jelas saya tidak menemukan tikus di pulau ini. Pulau Tikus ini kecil dan tidak berpenghuni, namun cukup mempesona. Cocok sebagai tempat untuk pelarian orang-orang galau. Tidak butuh waktu lama untuk berkeliling pulau ini, sepanjang perjalanan kami menemukan banyak bintang laut, sayangnya tidak ada yang berwarna pink seperti Patrick :(
|
terdampar di pulau Tikus |
|
tracking PulauTikus |
Agak sorean setelah puas menelusuri pualau tikus, dengan perahu yang sama, dengan tourguide yang sama, dengan teman-teman yang sama, dengan kegembiraan yang sama, akhirnya kami balik ke pulau Pari. Sesampainya di Pari kami menuju area pelestarian biota laut milik Oseanografi LIPI. Di sana kami berjumpa lagi dengan bintang laut yang lebih banyak :D
|
konon bintang laut adalah bintang malam yang terjatuh |
Dari tempat bintang laut tersebut, kita bergegas mengejar matahari terbenam. Jalan menuju lokasi menyerupai terowongan diapit oleh pohon-pohon bakau. Meskipun terlihat jauh, sunsetnya lumayan cantik, perpaduan langit jingga dan siluet nelayan yang mamacu perahunya serta penampakan pulau Panjang di kejauhan. Setelah matahari terbenam sempurna, kami kembali menuju homestay untuk mandi, solat, dan makan. Makan malam yang disuguhkan adalah nasi, ayam goreng, teri, sayur,dan buah semangka. Selesai makan malam, kami kembali menuju pantai perawan untuk melihat suasana malam pantai tersebut, ngobrol-ngobrol santai dan barbeque-an. Malam mulai larut. Kami pun kembali mengayuh sepeda kami menuju homestay untuk istirahat, mempersiapkan stamina untuk kegiatan esok hari.
Esoknya setelah solat subuh kami kembali ke pantai perawan untuk menikmati sunrise. Selebihnya kami menghabiskan waktu dengan foto-foto dan bermain pasir. Setelah puas, akhirnya kami memutuskan untuk naik perahu mengitari pantai. Perahu tersebut memiliki kapasitas 4-5 orang. Dengan perahu tersebut kita dapat menikmati panorama tengah laut lebih dekat, mengitari pohon-pohon bakau dan tambak ikan krapu, pemandanganya sangat indah dan worth to try banget. Setelah puas menikmati momen terakhir di pulau Pari, kami kembali ke homestay untuk makan, membersihkan diri serta packing untuk pulang. Menu makanan yang disuguhkan nasi uduk, telur, mie goreng, teh manis, serta semangka (tetep). Setelah semuanya beres, kami bergegas menuju dermaga mengejar kapal yang akan mengantarkan kami kembali ke Muara angke.
|
row row your boat |
Secara keseluruhan perjalanan ini seru banget. Tapi namanya manusia pasti selalu merasa kurang puas. Ya, pertama saya kurang puas karena hanya pulau Tikus yang sempat kami singgahi padahal ada 4 pulau lainnya di sekitar pulau Pari. Kedua, saya kurang puas karena merasa kurang maksimal mengeksplor pulau Pari itu sendiri. Ketiga, saya kurang puas snorkelingnya hanya di satu tempat dan tempatnya memiliki pemandangan bawah laut yang standar menurut saya. Keempat, saya agak kecewa dengan sepedanya, beberapa sepeda bermasalah di rombongan kami entah itu remnya, rantainya,dll. Mungkin jika waktunya lebih panjang semuanya akan lebih maksimal, tapi yang jelas perjalanan ini seru banget!! Dan gak bakal nyesel kalo nyantumin pulau Pari di list to visit kalian :D (serasa ada yang baca).
|
Santaiii kayak dipantaiiii, selooow kayak di pulaauuuu |
|
Camping di pantai Perawan |
|
Capturing the beautiful of sunrise |
|
Muka-muka kita-kita |
The cure of anything is salt water. Sweat, tears, or the SEA
-Anonymous
NB: Beberapa foto di atas merupakan koleksi pribadi dari teman saya
Rohib :)
Share donk jumlah biaya totalnya :)
minta royalti foto...nama gw ga disebut.hahahah
betul, biaya keseluruhan untuk berwisata + menginap di pulau Pari berapa mbak?
Wah seru... Tapi sayangnya tinggal di homestay, kadar keseruannya turun 40%, ngemping di tepian pantai pasti lebih seru dan dijaminnnnnnnnnnn lebih ekonomis! Kalau homestay sih cocoknya buat bulan madu aja :p
Biaya keseluruhan kurang lebih 300 ribu, itu belum termasuk sewa perahu dayung di pantai perawan. Perahunya sekitar 35rb/perahu. yang jelas harus pintar-pintar nego :D
hahahha sorry rorooo, khilaf.okay itu udah dimasukin :D
hahahhaha iya juga sih. tapi kalo waktunya singkat lebih baik pake travel gak camping sendiri. Biar waktunya dimaksimalin buat jalan-jalan, ga mikirin ini itu lagi :D